Apa yang akan melanggengkan pertemanan dan persahabatan? Bersepakat dalam kebaikan dan perbaikan. Begitulah yang menjadi landasan dan alasan terbentuknya Ikatan Keluarga Alumni (selanjutnya disebut IKA) SMAN, SMPP, dan SMADA Jombang. Dua nama pertama adalah cikal bakal nama SMAN 2 Jombang atau yang lebih dikenal sebagai SMADAJO.
Perkumpulan ini baru terbentuk sekitar akhir Juni 2024, setelah melalui proses yang cukup panjang. Terpilih sebagai ketua umum IKA adalah Dr. dr. H.M. Zulfikar As’ad, MMR, alumni tahun 1982. Pemilihan Ketua Umum ini berlangsung secara demokratis, melalui musyawarah antarcalon. Jadi, tidak ada ambisi-ambisi pribadi yang mengemuka. Sebaliknya, proses musyawarah ini menjadi tonggak teladan perdana yang menunjukkan semangat kekeluargaan.
Untuk membuka komunikasi, pada tanggal 19 Juli 2024, Ketua Umum Dr. dr. H.M. Zulfikar As’ad, MMR bersilaturahmi ke SMAN 2 Jombang dan bertemu dengan Bapak Kepala SMAN 2, Bapak Budiono. Ketua Umum hadir bersama Bapak Heru Luthfy (angkatan 1977), Bapak Tibyani (angkatan 89), Ibu Endang Handayani (angkatan 1974), dan Ibu Umi Kulsum (angkatan 1991). Sementara itu, Bapak Kepala Sekolah ditemani oleh Ibu Izzatul Laila (Waka Humas, sekaligus alumni angkatan 2001) dan Ibu Koniamuryani (Waka Kurikulum, alumni angkatan 1995).
Pertemuan yang dibuka oleh Ibu Umi Kulsum pada pukul 10.00 berlangsung santai, cair, dan hangat. Gus Ufik, sebutan akrab Ketua Umum, menyampaikan bahwa pembentukan IKA ini bertujuan menghubungkan para alumni dari berbagai angkatan. Perkumpulan ini sungguh potensial, karena alumni SMAN 2 Jombang memiliki beragam profesi dan capaian yang membanggakan.
Gus Ufik juga memaparkan bahwa IKA dapat menjadi mitra yang sangat baik bagi kemajuan sekolah. Sinergi antara almuni dan sekolah diharapkan dapat mendorong kemajuan SMAN 2 dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi peserta didik dan masyarakat. Alumni dapat hadir secara proporsional, fokus, dengan tetap menghormati proses internal dalam sekolah.
Selanjutnya, secara bergantian, Bapak Heru, Bapak Tibyani, dan Ibu Endang memaparkan harapan dan apresiasi atas pertemuan ini. Mereka berharap keberadaan IKA akan membawa dampak positif bagi SMAN 2 Jombang melalui program-program IKA yang disusun secara teratur dan sistematis. Selain itu, perkumpulan ini perlu memiliki badan hukum agar memiliki legalistas formal yang kuat. Bapak Budiono turut menyampaikan harapan terkait dampak positif keberadaan IKA bagi sekolah. Bapak Budiono juga menceritakan secara singkat tentang persoalan-persoalan yang dihadapi. Tepat pada hari itu, sebuah koran lokal mengangkat polemik pemberhentian 3 orang guru honorer komite sekolah. Pemberhentian itu dianggap kurang mempertimbangkan rasa keadilan. Berkaitan dengan masalah itu, Bapak Budiono, dibantu oleh Ibu Konia dan Ibu Izza, memaparkan secara gamblang mulai dari proses pengangkatan ketiga guru tersebut hingga proses pemberhentian. Penjelasan ini diterima dengan baik oleh pengurus IKA dan situasinya dapat dimengerti.
Dalam pertemuan ini juga disinggung mengenai kerja sama yang sudah pernah dilakukan oleh alumni. Salah satu program yang bersentuhan langsung dengan peserta didik adalah Alumni Mengajar. Baik pengurus maupun perwakilan SMAN 2 bersepakat bahwa program ini sangat layak untuk diteruskan. Melalui Alumni mengajar, peserta didik setidaknya mendapatkan tiga hal. Pertama, mengenalkan peserta didik dengan alumni. Mereka tahu lebih dekat sosok alumni beserta kontribusinya bagi masyarakat. Dalam pertemuan ini, alumni memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik. Dari alumni itu, peserta didik mendapatkan contoh nyata tentang kerja keras, belajar giat, membangun jejaring, dan berkolaborasi untuk meraih kesuksesan. Tentu saja kesuksesan ini bukan melulu bicara gelar, pangkat, dan jabatan. Yang jauh lebih penting lagi adalah kontribusi terhadap masyarakat, pendidikan, dan kemanusiaan. Kedua, mendekatkan peserta didik dengan makna keberhasilan. Perjuangan alumni menyelesaikan segala halang rintang adalah gambaran nyata bahwa keberhasilan itu sejatinya dekat. Ia bisa dikejar dengan kesungguhan, ketangguhan, dan keteguhan menggenggam cita-cita. Ketiga, membuka cakrawala berpikir peserta didik. Mereka mendapatkan gambaran dunia kerja, peluang yang terbuka, hingga termotivasi untuk menyusun langkah menghadapi masa depan.
Acara ini ditutup dengan doa oleh Bapak Tibyani. Sebab saat itu hari Jumat, pada pukul 11.00 pertemuan diakhiri. Silaturahmi ini menjadi titik awal kebaikan dan perbaikan yang diorganisir oleh para alumni melalui IKA. Tentu masih banyak persiapan dan perencaan lain yang harus dilakukan. Semangat berkontirbusi ini harus dijaga agar istiqomah dan berkelanjutan. Tak boleh ada kata lelah untuk berbuat baik.
Leave a Reply