Yosafat Lambang Prasetyadi, adalah warga Jalan Kemuning RT 05 RW 02 Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang yang kini menempuh pendidikan di Inggris.
Ia menempuh pendidikan S2 di University College London (UCL) mengambil konsentrasi MSc Cardiovascular Science atau S2 Keilmuan Kardiovaskular.
”Di sini rata-rata program master bisa diselesaikan dalam satu tahun saja, cocok untuk saya yang lama sekolah kedokteran dulu,” kata warga Candimulyo yang kini tinggal di Camden Road, London ini.
Setelah menamatkan pendidikannya di Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia pada 2021 lalu, Yosafat langsung mencari referensi beasiswa dan kampus-kampus ternama di luar negeri. Bertemulah ia dengan UCL.
Ia mulai menempuh pendidikan di sana sejak 2022 melalui beasiswa LPDP.
”Mendaftar melalui laman resmi LPDP dan melengkapi seluruh syarat dan ketentuan yang berlaku. Pendaftarannya biasanya dibuka dua kali setahun,” katanya.
Sebelum memutuskan untuk belajar di luar negeri, bekal yang harus dimiliki adalah kemauan.
Tekad yang kuat dan bekal yang dimiliki membuatnya lolos dalam sekali tes. Yosafat juga kategori pemuda dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
Sebelum memutuskan untuk menempuh pendidikan di UCL, sebelumnya ia telah menggali informasi tentang jurusan, universitas, dan berbagai macam beasiswa dengan persyaratan yang berbeda-beda.
”Rasa ingin tahun yang tinggi untuk sekolah di luar negeri itu penting, kalau sudah punya tekad, sudah menggali informasi sebanyak mungkin, tinggal ketekunan untuk menjalani persiapannya dan prosesnya,” jelasnya.
Berkas yang tak kalah penting dipersiapkan sejak jauh hari adalah sertifikasi Bahasa Inggris seperti IELTS atau TOEFL.
”Dahulu saya mengambil IELTS. Persiapannya menggunakan website dan video tutorial gratis yang banyak di internet. Buku dari official IELTS juga banyak digunakan teman-teman saya, sehingga saya juga merekomendasikan,” kata Putra pasangan Tjipto Basuki (alm) dan Sri Wicamari ini.
Alumnus SMAN 2 Jombang ini mengaku senang bisa merasakan belajar di Inggris.
Karena ini yang pertama baginya. Begitu juga selama perkuliahan, ia merasa begitu beruntung bisa berdiskusi dengan para ahli yang ada di bidangnya.
”Sulit rasanya dulu di Indonesia punya kesempatan demikian,” katanya.
Setelah menjalani kegiatan sehari-hari yaitu kuliah, ia menghabiskan waktunya untuk mengerjakan tugas.
Namun, jika waktu senggang, ia jalan-jalan bersama teman-teman dari Indonesia.
Pertama kali tinggal jauh dari tanah air, baginya tak mudah. Namun, ia merasa enjoy, karena setiap hari baginya adalah petualangan baru.
”Awal tinggal di sini kaget sih dengan makanannya, jarang ada yang pedas. Dan di sini air keran bisa diminum. Tapi British people juga ramah dan suka bertegur sapa seperti orang Jawa,” Kata pria kelahiran Jombang, Juli 1996 tersebut.
Setelah menamatkan pendidikannya di Inggris, ia bakal pulang ke Indonesia.
Selain karena kewajiban bagi penerima beasiswa LPDP, ia ingin memanfaatkan ilmunya di Indonesia.
Menjadi dokter umum, kemudian sekolah lagi ambil spesialis. Serta melakukan penelitian sesuai dengan keilmuan yang ia dapatkan selama S2.
”Karena sebagai dokter memang tidak bisa praktik di luar negeri tanpa izin tertentu,” kata pria yang hobi nonton bola dan menyanyi ini.
Dalam hal pendidikan, Yosafat tergolong mahasiswa yang aktif.
Selama menempuh pendidikan S1 di Universitas Indonesia, ia sering melakukan publikasi dan presentasi mengenai penelitian dan karya ilmiah yang sudah dilakukan
Leave a Reply